Pelayanan Gizi

  1. Pelayanan Konseling Gizi

Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah antara Konselor dan Klien/Pasien untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan perillaku sehingga membantu klien/pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi yang sedang dihadapi.

Prinsip, Tujuan dan Manfaat Konseling Gizi

  • Prinsip
  1. Konseling merupakan sebuah bentuk kerja yang kooperatif yang membutuhkan partisipasi yang aktif dari konselor dan kilen.
  2. Konseling berorientasi pada tujuan. Yang dimaksud disini adalah klien dapat menemukan jawaban atas masalah yang telah teridentifikasi atau solusi yang spesifik dari permasalahannya.
  3. Konseling memiliki karakteristik yang baik karena terfokus pada klien. (Nutrition Counseling, Ahmed A.)
  • Tujuan
  1. Memberikan bimbingan yang ahli dengan metode pengarahan
  2. Memberikan edukasi untuk memahami perilaku diet yang sesuai yang dianjurkan (Kemenkes, 2004).
  3. Membantu klien untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah klien serta memberikan alternatif pemecahan masalah.  (Penyuluhan dan Konsultasi, Yetti Wira Citerawati SY)
  • Manfaat
  1. Dapat memberikan bantuan kepada seseorang atau orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman fakta–fakta. (Kemenkes 2004).
  2. Dapat membantu klien untuk mengenali masalah kesehatan dan gizi yang dihadapi.
  3. Dapat membantu klien untuk memahami penyebab terjadinya masalah kesehatan dan gizi yang dihadapi.
  4. Dapat membantu klien untuk mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi.
  5. Dapat membantu klien untuk memilih cara pemecahan masalah yang paling sesuai dengan kondisi pasien.
  6. Dapat membantu klien untuk membantu proses penyembuhan penyakit dan perbaikan gizi. (Persagi, 2010)

Selain mendapatkan layanan konseling gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien sesuai rujukan dokter, klien yang berkunjung juga mendapatkan beberapa informasi tentang pemanfaatan makanan fungsional yang sesuai dengan kondisi pasien, yaitu beberapa jenis menu atau jenis makanan yang mengandung zat-zat nutrisi yang dibutuhkan dengan kondisi pasien, menu/makanan tersebut itu juga sudah dimodifikasi dengan beberapa macam ramuan herbal, dengan tujuan agar klien/pengunjung yang dirujuk ke pelayanan gizi mendapatkan informasi sebagai upaya mempercepat penyembuhan penyakit yang dideritanya.

  • Prosedur tetap Pelayanan Konseling Gizi
  1. Menerima rujukan klien konsultasi

 

  1. Menerima rekam medik klien

 

  1. Melakukan pengukuran Antropometri dan Status Gizi klien (TB, BB, umur, IMT)
  1. Melakukan penilaian pemeriksaan penunjang meliputi laboratorium dan klinik
  2. Melakukan anamnese diet klien (food frequency)
  3. Melakukan recall makanan 24 jam lewat bagi klien
  4. Melakukan perhitungan kandungan gizi makanan klien
  1. Menentukan Jenis Diet
  2. Menghitung kebutuhan gizi klien
  3. Menyusun perencanaan diet
  4. Menjelaskan kepada pasien mengenai standar diet yang dilakukan sesuai diagnose
  5. Melakukan pencatatan dan pelaporan
  1. Pengembangan Teknologi Tepat Guna/Pengembangan Makanan/Minuman Fungsional
  • Definisi

Pangan fungsional adalah pangan yang karena kandungan komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, diluar manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung di dalamnya. Menurut American Dietetic Association (ADA), yang termasuk pangan fungsional tidak hanya pangan alamiah tetapi juga pangan yang telah difortifikasi atau diperkaya dan memberikan efek potensial yang bermanfaat untuk kesehatan jika dikonsumsi sebagai bagian dari menu pangan yang bervariasi secara teratur pada dosis yang efektif.

Untuk dapat disebut sebagai pangan fungsional, paling tidak harus ada beberapa hal yang harus dipenuhi, yaitu :

  1. Harus berupa produk pangan, bukan kapsul, tablet atau bubuk dan berasal dari bahan yang terdapat secara alami. 
  2. Dapat dan layak dikonsumsi sebagai bagian dari diet atau menu sehari-hari, dan
  3. Pangan fungsional harus mempunyai fungsi tertentu pada waktu dicerna, memberikan peran dalam proses tubuh tertentu, seperti memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah penyakit tertentu, membantu tubuh untuk memulihkan kondisi tubuh setelah terserang penyakit tertentu, menjaga kondisi fisik dan mental, dan memperlambat proses penuaan.

Bahan atau ingredient yang dapat mempertinggi status kesehatan, digolongkan sebagai berikut : serat makanan (dietary fiber); oligosakarida; gula alkohol; asam amino, peptida dan protein; glikosida; alcohol; isoprenoid dan vitamin; kolin; mineral; bakteri asam laktat; asam lemak tidak jenuh; serta fitokimia dan antioksidan.

  1. Aneka Ragam Pangan Fungsional

Bentuk fisik pangan fungsional yang mengandung bahan-bahan aktif (bioaktif) di atas terdiri atas : 

  1. Produk susu, misalnya susu fermentasi dan lactobacillus, yoghurt, Kefir.
  2. Minuman, yaitu minuman yang mengandung suplemen serat makanan, mineral, vitamin, minuman olahraga kaya protein yang mengandung kolagen dan lain-lain,
  3. Makanan, misalnya roti yang mengandung vitamin A tinggi, serat makanan tinggi; biskuit yang diperkaya serat makanan, makanan dari bahan yang dikenal memiliki kandungan senyawa aktif berkhasiat seperti isoflavon dalam kedelai dan lain-lain. 
  1. Contoh Pengembangan Makanan/Minuman Fungsional di BKTM
Puding Kelor Brownis Kelor Nugget Kelor Mie Kelor
Keripik Kelor Onde-onde Ubi Ungu Puding Ubi Ungu
Minuman Kelor Mix Minuman Sirup Jeruk Nipis Kelor Minuman Markisa Temulawak
  1. Prosedur tetap Pengembangan Makanan/Minuman Fungsional di BKTM
  1. Membuat daftar jenis pangan yang akan diuji
  2. Mencari referensi/literatur yang terkait dengan pengembangan pangan fungsional yang akan diuji
  3. Menetapkan prioritas pangan yang akan diuji
  4. Membuat rancangan uji coba pengembangan pangan fungsional
  5. Menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan
  6. Melakukan uji coba pembuatan pangan fungsional
  7. Menganalisa kandungan gizi pangan fungsional
  8. Melakukan uji mutu pangan fungsional
  9. Membuat laporan hasil kegiatan


Layanan