Publikasi BKTM Makassar

pengaruh pemberian temulawak (curcuma xanthorriza roxb) terhadap kenaikan berat badan pada anak usia sekolah dasar dengan gizi kurang di kota makassar tahun 2013

Selasa, 01 Oktober 2013 | Ditulis Oleh: Lismaniar, Sri Intanrani
publikasi

Pembangunan nasional bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara berkesinambungan dan berkelanjutan. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima disamping penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Investasi kesehatan harus dimulai sejak awal, bahkan sejak seorang ibu menyiapkan diri untuk hamil karena status gizi ibu saat hamil akan mempengaruhi kesehatan janin yang dikandungnya. Investasi kesehatan dini adalah modal awal jangka panjang bagi pembangunan berorientasi peningkatan kualitas SDM dan ini harus dilaksanakan secara multi- dan lintas-sektoral.

Menurut Haryanto (2002), masalah-masalah gizi anak sekolah yang umum terjadi pada anak sekolah adalah anemia gizi karena kurang zat gizi besi adalah masalah yang sering ditemukan pada anak sekolah dan remaja, karies gigi, kurang gizi, dan obesitas.

Dampak ketika anak kurang gizi adalah gagal tumbuh, indeks prestasi yang rendah, penurunan IQ, menurunnya produktivitas sebagai akibat gangguan pertumbuhan fisik dan kognitif, menurunnya daya tahan tubuh yang meningkatkan kesakitan dan kematian, serta meningkatnya risiko penyakit tidak menular saat usia dewasa.

Data Riskesdas 2010, secara nasional, prevalensi kekurusan (anak usia 6-12 tahun), terlihat pada anak laki laki lebih tinggi yaitu 13,2% daripada anak perempuan yaitu 11,2%. Indonesia berkomitmen mengurangi angka kurang gizi pada anak melalui target MDG pada tahun 2015 hingga 15,5%, dimana pada tahun 2010 prevalensinya sebesar 17,9% (4,9% gizi buruk dan 13% gizi kurang).

WHO telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting School, melalui upaya promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas. Salah satu upaya promotifnya adalah meningkatkan status gizi dengan PMT-AS. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan sekaligus memperbaiki status gizi peserta didik melalui kegiatan Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) bagi siswa yang dilaksanakan secara lintas sektoral dengan melibatkan beberapa Kementerian/Lembaga terkait.

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Pemerintah telah memasukkan prioritas tersebut sebagai salah satu program perbaikan gizi siswa melalui kegiatan PMT-AS bagi siswa. Tujuan umum adalah untuk meningkatkan kecukupan gizi dan ketahanan fisik siswa. Bahan pangan PMT-AS sebaiknya menggunakan bahan hasil pertanian setempat. Tujuannya adalah agar peserta didik dan masyarakat dapat memanfaatkan dan mencintai bahan pangan dan makanan yang diproduksi dari usaha pertanian setempat.

View or Download PDF
kajian_herbal_2013.pdf

Arsip Publikasi Lainnya

Layanan